Bupati Intan Jaya Diminta Hentikan Lobi Investor
-
Logo Komisi Somatua Intan Jaya*Intan Jaya, KOMISI - Bupati Kabupaten Intan
Jaya, Natalis Tabuni, diminta agar hentikan lobi dan komunikasi yang
beberapa w...
Masalah Papua Dapat Diselesaikan Lewat Dialog
-
Sering terdengar berbagai kisah tindak kekerasan terjadi di Papua. Mulai
dari penyiksaan sampai penembakan. Kondisi itu tak hanya memakan korban
dari masya...
KETUA KLASIS WONDAMA DIANCAM EKSPEDISI NKRI
-
KETUA KLASIS WONDAMA DIANCAM TIM EKSPEDISI NKRI
Laporan Kronologis
Saya Pdt Hans Wanma. STh, selaku ketua klasis wondama, sejak tanggal 25-28
maret 2016,...
Massa Pendemo Bertelanjang Dada di DPRP
-
*[image: Gabungan Mahasiswa dan Pemuda memperingati Hari HAM Internasional
ketika menggelar aksi unjukrasa di Kantor DPRP, Jayapura, Senin.]Gabungan
Mah...
Paparan berlebih terhadap bahan
kimia tertentu dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Waktu adalah hal
penting dalam masalah ini: berapa lama efek akan muncul dan kapan ia berakhir.
Efek Akut biasanya terjadi segera
setelah terpapar. Efek tersebut biasanya tidak berlangsung lama, dan mungkin
menghilang sewaktu tidak ada paparan lagi. Beberapa efek akut, seperti sakit
kepala atau memar pada kulit, cenderung tidak memiliki dampak besar, tetapi
untuk suatu bahan kimia yang memiliki dosis mematikan, efeknya dapat mematikan
seketika.
Efek Kronis biasanya dihasilkan dari
paparan dalam waktu lama. Perlu waktu lama, kadang bahkan tahunan, pengaruh
paparan baru muncul. Namun, jika masalahnya telah muncul, maka dapat
berlangsung lama. Efek kronis umumnya bersifat serius. Kanker dan masalah
reproduksi adalah contoh efek kronis. Gangguan kesehatan lainnya yang termasuk
kategori ini adalah anemia, bronkitis kronis, dan kerusakan pada hati.
Bahaya kesehatan kimia juga dibagi
berdasarkan rute paparannya. Bahan kimia dapat masuk ke tubuh dan menyebakan
masalah kesehatan melalui:
• Kontak dengan kulit
• Kontak pada mata
• Terhirup
• Termakan.
Beberapa bahan kimia memiliki efek
berbahaya melalu rute paparan manapun. Yang lainnya, mungkin terbesar
pengaruhnya melalui salah satu rute. Untuk itu sangat penting untuk mengetahui
rute mana yang diperhatikan dan perlindungan terhadap paparan.
Waspada selalu terhadap bahaya
kesehatan dan ambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghindarinya.
Di bawah ini panduan umum yang perlu
diperhatikan:
• Ikuti petunjuk dari pabrik dan
prosedur perusahaan mengenai bahan kimia dan peralatannya
• Jangan mengambil jalan pintas
• Periksa wadah secara berkala dari kemungkinan
bocor dan tutup jika tidak digunakan
• Lapokan segera jika ada tumpahan,
bersihkan jika anda terlatih, memilki alat memadai, dan ditugaskan untuk
pekerjaan tersebut
• Pastikan area berventilasi
• Gunakan pakaian pelindung yang
direkomendasikan seperti tercantum di dalam MSDS (Lembar Data Keselamatan
Bahan) dan disediakan oleh perusahaan.
• Inspeksi semua APD sebelum
digunakan
• Pindahkan dan buang pakaian yang
terkontaminasi dengan benar, mengacu pada prosedur perusahaan
• Jangan membawa makanan, minuman,
atau rokok ke area kerja
• Cucilah tangan dan badan dengan
seksama sebelum makan, minum, atau merokok
• Bersihkan alat, peralatan, dan
pakaian yang terpapar bahan kimia berbahaya sebelum digunakan kembali
• Buang semua material yang terkontaminasi
dengan benar
Hal penting pula untuk bertindak
cepat dan tepat jika anda dan rekan kerja anda terpapar bahan kimia berbahaya.
Setiap detik dapat menentukan.
Oleh karena anda tidak dapat
memastikan bagaimana seriusnya paparan yang terjadi, maka mintalah pertolongan
medis. Kemudian periksa MSDS untuk langkah P3K. Prosedur P3K tidak sama untuk
setiap bahan, namun secara umum langkahnya adalah sebagai berikut:
• Kontak dengan kulit: Lepaskan
pakaian yang terkontaminasi dan cuci kulit dengan air selama sekurang kurangnya
15 menit
• Kontak pada mata: Bilas mata dan
kelopak dengan air selama sekurang-kurangnya 15 menit
• Terhirup: Bawa korban ke area
berudara segar segera. Korban mungkin memerlukan bantuan pernapasan
• Termakan: Dapatkan pertolongan
medis segera. Ikuti petunjuk di dalam MSDS secara seksama. Beda bahan kimia
memerlukan perlakukan yang berbeda pula
Kapolres Mimika AKBP Moch Sagi memastikan bahwa pelaku penembakkan dia area
kerja PT Freeport Indonesia tepatnya di mile 37 beberapa waktu lalu yang menewaskan
dua petinggi Security bukan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Penegasan tersebut disampaikan oleh Kapolres Mimika AKBP Moch Sagi saat
memberikan keterangan pers kepada sejumlah wartawan Rabu 27/4 , di rumah makan
Nyiur Melambai, Timika-Papua. Menurut Sagi bahwa kesimpulan sementara dari
hasil penyelidikan menunjukkan bahwa pelaku penembakkan yang menewaskan Daniel
Mansawan dan haris Siregar di Mile 37 , adalah bukan kelompok bersenjata maupun
OPM.
“Pelaku penembakkan bukan dari kelompok bersenjata atau biasa disebut OPM, akan
tetapi pelakunya adalah orang yang ingin mengganggu stabilitas keamanan di
timika,” tegas Sagi.
Dikatakan oleh Sagi, bahwa sejauh ini pihak Kepolisian belum bisa memastikan
siapa pelaku dan apa motif dari penembakkan tersebut, namun pihak Kepolisian
akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengungkap siapa pelaku. Dijelaskan
olehnya, bahwa salah satu kendala yang ditemui dilapangan untuk mengungkap
dengan cepat siapa pelaku penembakkan tersebut, adalah lokasi TKP tidak di
dukung dengan signal operator seluler.
Namun sejauh ini pihak Kepolisian sudah memeriksa lebih dari 34 orang saksi
terkait kasus tersebut, dan seluruh penyelidikan kasus yang terjadi di tangani
langsung oleh Polda Papua. Dan sejauh ini pihaknya belum bisa memberikan
keterangan dari hasil penyelidikan, karena masih menunggu hasil dari Labfor tim
Forensik.
Lebih lanjut Sagi membantah bila ada pihak-pihak yang mengatakan bahwa aparat
Kepolisian terkesan lamban dan menutup-nutupi hasil penyelidikan. Menurutnya
Pihak Kepolisian sangat serius dan terus menyelidikan kasus penembakkan
tersebut, dan sudah memerintahkan jajaran Polres Mimika untuk bekerja secara
maksimal, dirinya juga sudah sampaikan kepada seluruh jajarannya bila sudah ada
hasil nya akan disampaikan secara terbuka kepada publik. (husyen abdillah)
JUBI — Awalnya hanya di Erstberg.
Dari sanalah Freeport mulai merambah gunung lain bersama kecaman yang melekat
padanya.
Freeport
berdiri pada tahun 1912. Awalnya hanya perusahaan kecil penambang belerang.
Pada 1940, Freeport kemudian mulai mengembangkan sayapnya dengan membuka
pertambangan Nikel di Kuba.
Namun tak
bertahan lama karena diambil paksa oleh Fidel Castro. Setelah hasil dari
berbagai tambang mereka mengalami penurunan, berbekal catatan peneliti Belanda,
tahun 60an mereka menelusuri bumi Papua.
Menakjubkannya,
disitu mereka menemukan kandungan tembaga 13 juta ton diatas permukaan tanah.
Kandungan itu kelak menjadikan Freeport sebagai tambang tembaga ketiga terbesar
didunia. Dalam tahun 1972,
Freeport
melakukan ekspor perdana konsentrat tembaga. Saat itu Amerika Serikat lagi
dilanda perang habis-habisan dengan Vietnam. Harga tembaga melangit.
Penambanganpun digenjot besar-besaran.
Alhasil
Freeport menangguk keuntungan yang sangat besar. Dengan kekayaannya itulah,
Freeport mengakuisisi Mc Moran Oil and Gas, dan mengubah namanya sendiri
menjadi Freeport Mc Moran. Gunung Rumput di Tembagapura, yang kelak disebut
pula sebagai Gunung Emas, mulai dikelola Freeport pada 1988. Sebelumnya
kandungan emas ini telah ditemukan tahun 1936 oleh peneliti Belanda.
Setelah
tembaga terbesar ketiga, kini Freeport memiliki tambang emas terbesar pertama
di dunia. Keuntungannya memang menggila. Pada Januari 2001, harga Tembaga
hanyalah US$ 2.13/kg. Pada Januari 2005, harganya naik menjadi US$ 3.70/kg dan
meroket pada Januari 2006 menjadi US$ 5.43/kg alias 250% dibanding 5 tahun
sebelumnya.
Harga emas juga demikian. Pada awal 2001 masih
sekitar US$ 9.000/kg, meningkat menjadi US$ 15.900/kg di awal tahun 2005, dan
kini melangit hingga lebih dari US$ 18.900/kg. Saham terbesar diperusahaan ini
adalah milik milik Freeport Mc Moran, 81.2 %.
Pemerintah
Indonesia hanya memiliki 9.4 % saham. Sedangkan, sisa saham sebesar 9.4%,
dimiliki oleh Indocopper Investama, yang ternyata 100% saham perusahaan ini
dimiliki Freeport Mcmoran juga. Dalam perkembangannya, Freeport Mcmoran
berencana melepas Indocopper Investama.
Hasil yang gemilang, emas yang banyak, ternyata tak membawa Freeport pada
sebuah jalan yang mulus. PT. Freeport Indonesia dari tahun ke tahun selalu
diumpat. Dikecam dan dikritik. Beberapa diantaranya bahkan melakukan unjukrasa
menentang keberadaan Freeport. Pada beberapa peristiwa, penembakan dan
kekerasan juga mewarnai aktivitas karyawan dalam areal PT. Freeport. Hingga
pertengahan Juli kemarin, penembakan, bahkan terhadap karyawan terjadi hingga
membuat seluruhnya angkat kaki dan cuti.
Bagi
sejumlah kalangan, insiden penembakan yang terjadi berturut-turut itu dinilai
tidak lepas dari rangkaian persoalan ketidakadilan yang timbul akibat
beroperasinya PT. Freeport Indonesia. “PT. Freeport menimbulkan kejahatan
ekologi, tragedi kemanusiaan dan
penjajahan ekonomi bangsa,” ungkap Direktur Eksekutif Nasional Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Berry Nahdian Forqan di Jakarta.
Berry
menegaskan, kekerasan yang terjadi di Papua akibat adanya ketidakadilan dengan
diberikan ruang sangat besar oleh Pemerintah kepada PT Freeport untuk
mengeksploitasi kekayaan tanah Papua. “PT Freeport mengeksploitasi dan
mengakses kehidupan politik, ekonomi, dan sosial rakyat Papua. Ketika sudah
kebablasan, pemerintah tidak berdaya,” ujarnya.
Kekerasan, perusakan lingkungan, dan ketidakadilan sosial, paparnya, telah
melekat dalam sejarah operasi PT Freeport di Papua yang mulai beroperasi sejak
tahun 1967. “Jangan hanya melihat persoalan pada kelompok-kelompok tertentu di
Papua yang melakukan kekerasan,” ucapnya.
Untuk itu,
lanjut Berry, jalan keluar untuk mengatasi segala kekerasan dan ketidakadilan
yang selama ini terjadi di Papua adalah dengan menghentikan total operasi PT
Freeport. “SBY jika punya komitmen terhadap rakyat Papua harus menghentikan
operasi PT Freeport,” lontarnya. Pemerintah, tambahnya, juga harus membentuk
komite independen yang beranggotakan pakar hukum, lingkungan, sosial untuk
mengkaji ulang segala aspek, mulai dari HAM, ekologi, sosial, hingga ekonomi.
Selain itu, langkah lain, pemerintah memfasilitasi konsultasi publik yang
menghadirkan rakyat Papua terutama masyarakat sekitar PT. Freeport untuk
mendapatkan gambaran sebenarnya yang selama ini terjadi. “Sambil langkah-langkah
tersebut berjalan, lakukan penegakan hukum terhadap kerusakan lingkungan serta
HAM,” ujarnya. Jika benar operasi ditutup. PT. Freeport juga, kata dia, harus
bertanggung jawab terhadap ekologi serta seluruh pekerja. “Para pekerja bisa
dialihkan untuk pemulihan ekologi dan ekonomi,” kata Berry
Ulah Jahat Freeport
Dalam buku “Freeport, Bagaimana Pertambangan Emas dan Tembaga Raksasa
“Menjajah” Indonesia?” yang ditulis, Torry Kuswardono, Siti Maimunah, dkk,
WALHI - JATAM, 2006, disebutkan, sebenarnya sejarah konglomerasi sumber daya
alam Freeport McMoran Copper and Gold melibatkan banyak pemegang saham, merger,
juga peralihan kepemilikan.
Dalam
pengoperasiannya, Freeport McMoran menduetkan pebisnis dengan pejabat dan
politisi di Amerika Serikat. Hal ini dimaksudkan sebagai pelicin upaya ekspansi
perusahaan dalam mengakumulasi kapital dipelbagai penjuru dunia, tak terkecuali
di Papua.
Sebut
misalnya, Henry Kissinger, mantan Menlu Amerika Serikat, yang menjadi direktur
perusahaan. Dalam kiprahnya, Freeport McMoran berhasil menyediakan sekitar
$730,000 bagi anggota-anggota Kongres AS, meliputi Presiden Clinton (dulunya)
dan Partai Demokrat.
PT. Freeport Indonesia adalah anak perusahaan yang didirikan oleh Freeport
McMoran Copper and Gold Inc. Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di
dua tempat di Papua, masing-masing tambang Erstberg (dari 1967) dan tambang
Grasberg (sejak 1988).
Sejak eksplorasi digulirkan PT. Freeport Indonesia, sejumlah kejahatan serius
muncul. Pertama, penghancuran terhadap lingkungan secara sistematik,
terus-menerus, dan sengaja. Kedua, kejahatan pelanggaran pajak.
Ketiga,
kejahatan kemanusiaan, berupa pemusnahan hak dasar ketujuh suku di sekitar
lokasi pertambangan PT. FI. Bahkan, pada tahun 2003, PT Freeport Indonesia
mengakui telah membayar TNI untuk mengusir para penduduk setempat dari wilayah
mereka. Lebih jauh, menurut laporan New York Times pada Desember 2005, jumlah
yang telah dibayarkan senyampang tahun 1998-2004 mencapai hampir 20 juta dolar
AS.
Seorang ahli antropologi Australia, Chris Ballard, yang pernah bekerja untuk
Freeport, dan Abigail Abrash, seorang aktivis HAM dari Amerika Serikat,
memperkirakan, sebanyak 160 orang telah dibunuh oleh aparat militer antara
tahun 1975–1997 di daerah tambang dan sekitarnya.
Pembunuhan
tersebut berjalan dengan kemiskinan yang menimpa warga asli di Timika. Torry
Kuswardono, dan Siti Maimunah menyebutkan, sejak tahun 1971, warga suku Amugme
telah dipindahkan ke luar dari wilayah mereka ke wilayah kaki pegunungan.
Tak pelak,
sejak itu, perlahan tapi pasti, kondisi alam Amungme hancur melebur. Kehidupan
suku Amungme, Kamoro, Dani, Nduga, Damal, Moni, dan Mee (Ekari) pun makin
terhimpit kemiskinan dan kesengsaraan tanpa batas.
Tengok saja. Saat orang Papua mengais rezeki, menambang tailing di Kali Kabur
Wanomen, mereka dihalau secara kasar oleh Satpam PT. Freeport dan aparat
keamanan Indonesia, mereka ditembak dan jatuh korban. Tidak terbayangkan, yang
mereka usir adalah saudara sendiri yang mengais secuil rezeki dari limbah
gunung kemakmuran milik kita. Apakah untuk mendapat emas sebesar butir pasir di
limbah industri PT Freeport rakyat Indonesia harus kehilangan nyawanya?
Rasa sedih menyergap manakala disadari ada kota modern, Kuala Kencana, dekat
Timika, tempat para petinggi PT. Freeport bersemayam. Sementara 6-7 kilometer
dari kota itu ada rumah yatim piatu Papua yang taraf kehidupannya sama seperti
sebelum mereka “ditemukan”. Dalam radius itu, bisa ditemukan saudara-saudara
kita yang masih mengenakan koteka. Entahlah. Kapan semua itu berakhir? (Tim
Jubi/JR)
Katakan Tidak pada
Sapusa,Berarti Tidak Ikut Menyanyi Lagu Sapusa,Tidak Me- Rekam Lagu-Lagu Sapusa
entah di Hendphone (HP),di Radio,Maupun Alat Bantu lain-nya.
Kawan-ku Sebelum kau Merubah Diri Sendiri ,Jangan Harap Kau mau Rubah Diri
orang lain.Bagimana Kau mau mengajak Orang Lain Untuk Katakan “Tidak Pada Sapusa”. Sedangkan
Kau sendiri Masih Cinta Lagu Sapusa dan Ikut Menyani,Merekam dan
Melakukan-nya.
PERUBAHAN Itu di mulai Dari Diri Pribadidan kekelompok,maka di sana akan
Tercipta suatu Perubahan.
Kawan-Ku,...Ketahuilah,...dan Sadrlah,...Bahawa;
TUHAN ALLAH Menempatkan Setiap SUKU di setiap Daerah dengan Budaya Mereka
Masing-Masing,Demikian juga Budaya SUKU MIGANI di Tanah Migani. Budaya Suku
Migani di Berikan Oleh TUHAN ALLAH Kepada Moyang Migani untuk diteruska dari
Generasi ke Generasi.
Ataukah,.?Moyang Pernah Belajar kah..?Mengenai Bagaiman cara Buat Rumah,.?
Bagimana cara menyanyi,.?Bagimana Cara buat Kebun,.?Bagimana Cara buat Cawat
dan Koteka,.?Dan Cara-Cara lain-lain,...!!! KOMISI Rasa TIDAK,..?karena
Budaya ini Berikan itu di berikan Cuma-Cuma Oleh TUHAN ALLAH Kepada Tiap-Tiap
SUKU di Setiap Daerah da n Wilayah Utuka di Teruskan Dari Generasi Ke
Generasi.
Mulaii Saat Ini Generasi
Harus Sadar dan Sadar Akan Hal
ini,karena Cara yang selalu digunakan Olehh non-kolonial di Belahan Dunia
mana saja adalah Bagimana Meng-“Hancur-kan
Budaya kaum Pribumi”. Ketika Budaya Pribumi Sudah dihancurkan ,maka “Jati Diri” sebagai orang
pribumi ter- Hilang ;jika kini yang yang terjadi,maka “Dasar Pijakan” Ter-hilang Hancur dan “Kehilangan Arah Hidup”,Setelah budaya di hancur-kan dan
di munah-kan Oleh neo-kolonial,maka neo-kolonial “Akan Menguasai Tanah dan Kekayaan Alam Kaum Pribumi”. Begitu
Tanah dan kekayaan Alam sudah di kuasai oleh neo-kolonial,maka habis juga
kaum pribudi di atas tanah leluhur mereka.
Kawan-ku,...sadarlah,...
dan Bukalah mata-Mu,...Dan Lihatlah,...!!!
Budaya Migani Saat Ini Sudah
Ter-Kikis dengan sendiri-nya dan dan PunahDari Bumi Daerah Migani. Jika Generasi Saat Ini Tidak Sadar Akan Hal ini,Maka
Budaya Migani Akan Punah dan Punah
Dari Bumi Migani.Hanya Ikan Saja Yang Dengar Telinga Sebelah Dan Tembus Telinga sebelah.
Manusia Cukup Kasih Tau 1 kali
Kebenran Dapat diSalah-kan,Tetapi Tidak
dapat Dikalah-kan,Kaerna kebenaran Tetaplah Kebenaran.