Daftar Blog Saya

Mengenai Saya

Foto saya
Duma-Dama, Papua, Jamaica
SALAH DAN BENAR TIDAK JADI UKURAN KARENA SMUA MASSA BELAJAR
Bonfasius Yatipai. Diberdayakan oleh Blogger.

V I L L A G E

V I L L A G E
Boy'' Village

Poetry


-->
ALAMKU DAN ORANG TUAKU

Wahaiii alamku dan orang tuaku

Seketika  itu Kakiku Menginjak  Diatas Pundakmu Bersejejer, Rasanya Hidupku Ini Sedang berada di dunia lain karena aku selalu Menghirupi  Penaroma Keindahan Alam Raya Intan Jaya dan nyanyian kicauan burung-burung bernyanyi merdu dengan bahasamu sendiri yang tumbuh Bagai  Nyonya Manis  Yang Terjung Dari Balik  gunung-Gunung Yang Terjal Dan Dari Lembah-Lembah  Yang  melukiskan sejuta Mesteri, wahai engkau jandungku engkau selalu mengalirkan sejuta realita  kehidupan bagi penghuni alam raya intan jaya.
Wahaiii alamku !!!
Kini aku meratap disebarang tanah rantauan.wahaii jandungku, dan alamku kini rasanya aku ini binggung karena penaroma keindahaanmu yang pernah kurasakan itu kini mulai terhilang dari pandanganku karena algoio-algojo yang asing yang pandangannayapun kita tak pernah melihatanya itu. Wahaii jandungku kini aku bingung mahluk itu karena akupun tidak datangnya mahluk itu. Aku memcoba  mencarinya dari nan jauh sana  tanah seberang dan aku mencarinya dari gunung ke gunung, dari lembah ke lembah guna mengembalikan kepanoraman keindahaanmu itu, namun wahaii alamku kehilangan akar demi mengembalikamu ke asal mulamu.
Wahii alamku
      Darimana datangnya pertolongan itu demi mempertahankan kepanoramanmu itu, dimana mendapatkan pertolonganmu dan siapakah akan memberi pertolongan bagimu wahaii jandung.
Wahaii alam apakah aku mampuh untuk menyelamatkanmu,  atau aku harus  berdiam di tempat. Wahaii aku akan berusaha dengan seluruh hidupku, kekuatanku bahkan aku akan meyerahkan nyawa ketangan mahluk- mahluk asing yang mau menyelang jandungku itu.

Sekian sekilas puisi dari penghuni alam raya Intan Jaya. Salam perubahaan. amakanie  by bonyatipai

                                           SI MISKIN


Di tepi jalan si Miskin Menjerit,hidup meminta dan menerima,
Si kaya tertawa,berpesta pora,hidup penuh dengan keculasan.
Sadarlah kau cara hidup-mu
 hanya menelan korban yang lain.
Bintang jatuh hari kiamat,pengadilan yang penghabisan.
Itulah hidup Semakin biasa,
seakan tak peduli lagi.
tiada kasih, bagi yang lemah,
di siram banjiran air mata,
sadarlah kau,cara hidupmu,hanya menelan korban yang lain.
Bintang jatuh hari kiamat,pengadilan yang penghabisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar